Macam-Macam Hipertensi
Rabu, 19 Januari 2011
MACAM-MACAM HIPERTENSI
Hipertensi resisten adalah suatu kegagalan untuk mencapai target Tekanan Darah yang diinginkan pada pasien hipertensi dengan menggunakan tiga macam obat dosis penuh termasuk diuretik. Tekanan Darah diastolik yang selalu menetap di atas 90 mmHg dengan minimal dua kali pengukuran di tempat praktik pada waktu yang berbeda dan satu kali pengukuran di rumah dengan alat pengukur Tekanan Darah rumahan atau Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) selama 24 jam. Hampir 40% pasien yang dirawat oleh dokter umum atau spesialis menunjukkan resistensi terapi.
Hipertensi resisten kini lebih banyak dijumpai pada pasien yang berusia lebih dari 60 tahun daripada yang lebih muda. Penggunaan konsumsi obat diuretik dengan dosis yang tidak cocok sering menjadi penyebab Hipertensi.
Hipertensi resisten antara lain disebabkan oleh beberapa factor antara lain :
1. Cara pengukuran Tekanan Darah tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan tingginya tekanan intra-arteri pada hasil pengukuran. Pembacaan yang terlalu tinggi dapat juga terjadi pada pasien dengan klasifikasi atau arteriosklerosis pada arteri brakhialis sehingga tidak dapat dikompresi penuh. Dapat juga terjadi pada hipertensi white-coat. Masalah ini dapat diatasi dengan pengukuran Tekanan Darah di rumah atau dengan pembacaan ABPM.
2. Kelebihan cairan: kelebihan asupan natrium/garam, retensi cairan karena penyakit ginjal dan terapi diuretik yang tidak cocok. Diuretik tiazid direkomendasikan untuk sebagian besar pasien hipertensi, sedangkan loop diuretic diperlukan pada pasien dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) atau gagal jantung.
3. Terinduksi obat atau penyebab lain: non-adherence, dosis yang tidak cocok, kombinasi tidak tepat, interaksi dengan obat lain seperti Non Steroidal Anti-Inflamatory Drugs (NSAID), inhibitor cyclooxygenase-2 (COX-2), kokain, amfetamin, fenotiazin, simpatomimetik (dekongestan, anorektik), tembakau, kafein, kortikosteroid, hormon kontrasepsi oral, hormon steroid adrenal, siklosporin dan takrolimus, eritropoietin, licorice (termasuk permen tembakau), suplemen dan obat tertentu (misal ephedra, mahaung, jeruk bitted).
4. Kondisi yang berkaitan: obesitas, minum alkohol berlebihan.
5. Penyebab penyakit sekunder: penyakit parenkim ginjal, penyakit arteri ginjal, aldosteronisme,
feokromositoma, sindrom Gushing, hipotiroid atau hipertiroid, sleep apnea, dan koarktasio aorta.
Dikenal juga keadaan yang disebut krisis hipertensi. Keadaan ini terbagi menjadi dua jenis:
1. Hipertensi emergensi, merupakan hipertensi gawat darurat, dimana Tekanan Darah melebihi 180/120 mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi organ, seperti otak (perdarahan otak/stroke, ensefalopati hipertensi), jantung (gagal jantung kiri akut, penyakit jantung koroner akut), paru (bendungan di paru), dan eklampsia; atau Tekanan Darah dapat lebih rendah dari 180/120 mmHg tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ di atas yang sudah nyata timbul. Jika Tekanan Darah tidak segera diturunkan dapat mengakibatkan komplikasi yang menetap. Oleh karena itu harus diturunkan dengan obat intravena (suntikan) yang bekerja cepat dalam beberapa menit maksimal satu jam. Pasien ini harus dibawa ke Intensive Care Unit (ICU) untuk dipantau Tekanan Darahnya dan diberikan obat-obatan parenteral. Target penurunan Mean Arterial Pressure (MAP) dengan tidak melebihi 25% dalam hitungan menit sampai 1 jam dan jika stabil, dapat mencapai Tekanan Darah 160/100-110 mmHg dalam waktu 2-6 jam, karena penurunan yang lebih cepat akan menyebabkan iskemia koroner, otak dan ginjal. Terapi awal yang tepat untuk keadaan tersebut adalah memberikan nifedipine dengan kerja singkat. Jika tingkat Tekanan Darah tersebut dapat ditoleransi dan pasien stabil, Tekanan Darah normal dapat dicapai dalam 24-48 jam berikutnya.
2. Hipertensi urgensi: Tekanan Darah sangat tinggi (>180/120 mmHg), tetapi belum ada gejala seperti di atas. Tekanan Darah tidak harus diturunkan dengan cepat (dalam hitungan menit}, tetapi dapat dalam hitungan jam sampai dengan hari dengan obat oral. Gejalanya berupa sakit kepala hebat/berputar (vertigo), mual, muntah, pusing/melayang, penglihatan kabur, mimisan, sesak napas, gangguan cemas berat, tetapi tidak ada kerusakan target organ. Pasien dengan hipertensi urgensi dapat juga diberikan terapi oral yang bekerja short acting seperti kaptopril, labetalol atau klonidin dengan observasi yang ketat.
Pembagian hipertensi berdasarkan penyebabnya:
1. Hipertensi primer, adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (hipertensi esensial). Terjadi peningkatan kerja jantung akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Sebagian besar (90-95%) penderita termasuk hipertensi primer.
2. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit sistemik lain, misalnya gangguan hormon (Gushing), penyempitan pembuluh darah utama ginjal (stenosis arteri renalis, akibat penyakit ginjal (glomerulonefritis)}, dan penyakit sistemik lainnya (lupus nefritis). Jumlah hipertensi sekunder kurang dari 5% penduduk dewasa di Amerika.
Untuk melihat file selengkapnya silahkan click disini yg terdapat d Microsoft Word
0 komentar:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)